Rabu, Oktober 10, 2007

TEKNOLOGI, PENDIDIKAN dan SUMBERDAYA MANUSIA


PENDAHULUAN

Abad 21 telah datang. Banyak kalangan berpendapat bahwa dalam abad ini umat manusia akan mengalami banyak perubahan tatanan kehidupan. Perubahan yang sangat cepat dan mendasar, dipicu oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dan transportasi.

Sekarang, batas-batas antar negara sudah terlewati dengan adanya arus informasi yang setiap saat bergerak semakin bebas dengan jangkauan yang makin meluas ke seluruh penjuru dunia. Hal ini mengakibatkan, pergerakan arus informasi telah mendorong perekonomian dunia semakin terintegrasi. Sebab arus informasi ini telah mendorong semakin cepatnya pergerakan arus manusia dan barang yang dimungkinkan oleh berkembangnya sektor transportasi, tetapi juga memudahkan perpindahan arus modal, baik antar kawasan maupun antar negara.

Dengan semakin terbukanya pergaulan antar bangsa tersebut, menyebabkan setiap negara harus bersaing keras untuk mendapatkan modal bagi pem- bangunannya. Disisi lain, investasi yang dilakukan harus mampu untuk menghasilkan produk yang bisa bersaing di pasar, baik pasar dalam negeri maupun internasional. Hanya dengan kondisi seperti ini, kemajuan bangsa dapat terus berlangsung dan berkembang.

Sejalan dengan hal tersebut, bisa dikaji bahwa kemajuan suatu bangsa secara makro diperlukan sumberdaya manusia / sdm handal untuk menjalankannya. Salah satu pilar sdm adalah dipersiapkannya sejak awal manusia-manusia yang bergerak didalamnya. SDM tersebut bernama Tenaga Pendidik


APA YANG MEMPENGARUHI ?

Terdapat tiga unsur utama yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas Mahasiswa sejalan dengan adanya globalisasi, yaitu :

A. Penguasaan Teknologi Informasi

B. Peguasaan Kompetensi Ketrampilan

C. Penguasaan Bahasa Inggris


A. Penguasaan Teknologi Informasi

Tumbuh dan berkembangnya Teknologi Informasi (TI) serta globalisasi ekonomi telah membawa ekonomi dunia dalam sebuah konteks “New Economic” yang dikenal dengan digitalisasi ekonomi. Pesatnya perkembangan TI mempunyai dampak pada perubahan lingkungan bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif. Pendorong utama yang menjadi faktor dalam perubahan lingkungan bisnis meliputi Globalisasi ekonomi, Transformasi Industri yang ekonomis, Transformasi perubahan bisnis, serta timbulnya Digital Firm.

Sejalan dengan perkembangan internet, dari data-data dibawah menunjukkan populasi pengguna internet di Indonesia masih sangat terbuka luas untuk dikembangkan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan. Sampai dengan tahun 2005, pengguna Internet di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Data data survey yang dikeluarkan oleh IDC, sangat luar biasa, yakni

  • Pertumbuhan customer lewat internet terjadi sekitar 800 persen pertahun sampai akhir 2006.
  • Sampai dengan akhir tahun 2006, jumlah page view sekitar 32 milyar halaman. Jumlah tersebut tahun depan akan meningkat sekitar 49 persen dari jumlah sebelumnya.
  • Di internet sekarang terdapat 716.000 images dan 35.6 juta existing pages
  • Diprediksikan dalam sistem ekonomi baru ini sekitar 1 milliar orang akan terkoneksi internet, walaupun sekarang hanya berjumlah sekitar 200 juta orang saja.
2. Menurut APJII dalam http://www.apjii.or.id, perkembangan jumlah pelanggan dan pemakai internet di Indonesia adalah menunjukkan pertumbuhan angka yang fantastis. Hal ini menggambarkan makin berminatnya pelanggan terhadap perkembangan E-Business dan E-Commerce.

Tahun

Pelanggan

Pemakai


Tahun

Pelanggan

Pemakai

1998

134.000

512.000


2002

667.002

4.500.000

1999

256.000

1.000.000


2003

865.706

8.080.534

2000

400.000

1.900.000


2004

1.087.428

11.226.143

2001

581.000

4.200.000


2005

1.500.000

16.000.000


3. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan ( Dirjen Postel) sampai dengan akhir 2005 telah mengeluarkan izin-izin penyelenggaraan sehingga jumlah izin-izin tersebut telah mencapai sesuai dengan table dibawah ini:

JENIS

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

ISP

50

139

172

180

190

228

232

MULTIMEDIA

8

18

24

24

24

24

24

4. Sementara itu menurut http://www.biskom-majalah, Selasa, 28 Februari 2006 menginformasikan bahwasanya banyak sekali negara yang mengandalkan TI-nya untuk menjadi salah satu pemasok devisa dan penggerak roda ekonomi negara. Salah satunya adalah India. Keadaan India tidak jauh berbeda dengan di Indonesia sebenarnya, tetapi mengapa di Indonesia TI belum dapat dijadikan sebagai salah satu faktor untuk mendorong ekonomi? Salah satu faktor penting penyebab hal tersebut adalah populasi komputer. Populasi komputer di Indonesia masih sangat rendah, perbandingannya adalah satu PC (Personal Computer) untuk 190 orang dari jumlah Populasi Indonesia sebesar 220.000.000 jiwa.


Usaha-usaha yang telah dilakukan
Usaha pemerintah untuk menjadikan peserta didik tidak agar tidak “Gaptek” terhadap internet, adalah dengan mengadakan beberapa aktivitas, antara lain :

a. Kerjasama dengan Lembaga

Kerjasama dengan Telkom untuk pengadaan Internet di Sekolah sekolah seluruh Indonesia, dengan target sejumlah 70.000 sekolah di nusantara. Diharapkan dengan adanya internet masuk sekolah, melalui program “Telkom Internet Goes To School” semua informasi bisa diserap dan diterima dengan cepat.
Untuk tahap awal Bappenas dan PBB membangun pusat computer dan koneksi internet di pedesaan. Tujuh tempat yang dipasangi Telecenter adalah e-Pabelan (Magelang), Madurasa (Muneng, Madiun), Semeru (kertosari, Lumajang), Lalupu (Kendari), Gorontalo (Tuladengi, Gorontalo) dan di Papua.


b. Kerjasama antar negara

Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Inggris yang telah memberikan fasilitas akses website kepada sekolah-sekolah di Indonesia agar dapat berhubungan dengan sekolah-sekolah di Inggris. Akses internet yang dapat menghubungkan sekolah di Indonesia dengan sekolah di Inggris itu melalui www.globalgateway.org. Hal ini merupakan kolaborasi koneksi yang bagus karena bisa menghubungkan sekolah-sekolah di seluruh dunia. Dengan terhubungnya sekolah di Indonesia dengan sekolah di Inggris maka akan dapat meningkatkan hubungan orang per orang antara siswa, guru maupun kepala sekolah. Disisi lain diharapkan ke depan bisa terjadi pertukaran pelajar, pertukaran guru dan kepala sekolah.
Selain dengan Inggris, pemerintah juga sudah mengembangkan dengan beberapa negara lain, seperti Jerman, Australia, Belanda, Malaysia dan Singapura.
Sampai saat ini tercatat sebanyak 91 sekolah yang telah menggunakan akses ke website tersebut.

c. Bekerjasama dengan Oracle

Sembilan atau sepuluh tahun lalu, barangkali bisa dihitung dengan jari sekolah di Indonesia atau Jakarta yang mempunyai akses Internet. Hari ini, di Jakarta, akses Internet telah menjadi barang wajib di sekolah, terutama di sekolah swasta.
Sebagian sekolah telah memiliki situs sendiri, sebagian kecil telah melangkah lebih jauh dengan memanfaatkan Internet untuk administrasi pendidikan dan berinteraksi dengan murid atau orang tua murid.
29 April 2006 Pemerintah bekerjasama dengan Oracle Indonesia melangkah lebih jauh dengan menyediakan situs komunitas sekolah, yaitu Think.com-- http://www.think.com/en_id/. Situs ini ditujukan bagi sekolah tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Saat ini Think.com ada di 27 negara dengan lebih dari 275 ribu pengguna.

d. Malang sebagai kota Pendidikan Internasional

Bulan Mei 2005, Walikota Malang di VEDC Malang telah mendeklarasikan Malang sebagai kota Pendidikan Internasional. Ini berarti semua mahasiswa dari negara lain bisa mengenyam pendidikan di Malang. Sejalan dengan itu Walikota juga sudah mencanangkan Malang sebagai Cybercity. Artinya kita bisa mengakses internet secara bebas dari mana saja melalui titik titik hotspot yang dipasang diberbagai tempat. Sampai saat ini memang belum banyak yang dipasang, salah satu kendala yang ada adalah bagaimana kerjasama dengan tempat tempat internet yang ada dipinggir jalan

e. Usaha pembangunan TV Edukasi

Masih ingat Televisi Edukasi (TV-E) yang diluncurkan Oktober 2005 lalu. Media elektronik untuk pendidikan itu dirintis oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom), lembaga yang berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Ini untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas yang dapat menunjang tujuan pendidikan nasional.
Di Malang dan sekitarnya, TV-E ada di tiga tempat yakni di SMKN 4 Malang, SMKN 1 Singosari.SMKN 1 Purwosari. Keterjangkauan siarannya, ketercapaian program maupun keberhasilan isi dan manfaat masih harus dikaji lebih lanjut


Ada berita yang menggembirakan. Boleh percaya boleh tidak, berdasarkan survei IBM Corp dan majalah Inggris, The Economist, ( april 2006) kesenjangan digital antara negara maju dan negara berkembang bukannya melebar, tapi malah menyempit. Ini berkat meluasnya penggunaan ponsel dan akses Internet.
Negara yang menduduki posisi teratas dalam hal akses Internet dan penggunaan ponsel adalah Denmark dengan skor 9.00, disusul Amerika Serikat dan Swiss dengan nilai 8,88 dan 8,81. Dari kawasan Asia, Singapura menduduki posisi ke-13 dengan skor 8,24, India dan Cina di urutan ke-53 dan ke-57 dengan skor 4,25 dan 4,02. Yang paling rendah adalah Azerbaijan dengan skor 2,9.
Menurut Peter Korsten, Direktur Eropa Institute for Business Value IBM, hampir semua negara mengalami peningkatan skor, terutama negara berkembang. "Ini pertama kalinya kami melihat kecenderungan yang sama antara negara maju dan berkembang dalam hal konektivitas," ujar Korsten.


B. Penguasaan Kompetensi Ketrampilan

Penggunaan kompetensi sebagai asas pelbagai aspek Pengembangan Sumberdaya Manusia kini semakin menjadi satu trend dalam mewujudkan satu organisasi pembelajaran. Kompetensi sekarang telah muncul untuk membedakan antara job knowledge dengan underlying behaviours seseorang yang bekerja di dalam organisasi.
Sekarang, hampir 70% perusahaan mempersyaratkan model model kompetensi bagi perekrutan pegawai baru yang berguna untuk meningkatkan prestasi dan produktivits perusahaan.
Secara umum, pengertian dan aplikasi kompetensi dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengertian Kompetensi

Kemampuan yang dilandasi oleh pengetahuan, ketarampilan dan sikap kerja untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan

2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan.

3. Jenis Standar Kompetensi

a. Standar perusahaan atau enterprise standard
adalah standar yang ditetapkan oleh suatu perusahaan atau industri perusahaan mac-donald, pizza hut, toyota, BMW,dsbnya

b. Standar kompetensi jabatan
adalah standar yang dikembangkan mengacu kepada jabatan-jabatan yang ada pada institusi/lembaga/industri sebagai penjabaran struktur organisasi

c. Standar kompetensi khusus,
adalah standar pada bidang tertentu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh institusi atau organisasi nasional/internasional misal dibidang pengelasan, perminyakan, penerbangan dsbnya.

d. Kompetensi Standar model RMCS ( Regional Model of Competency Standard)
adalah standar yang dikembangkan berdasar pada tugas atau pekerjaan yang dibutuhkan dari suatu bidang keahlian pada sesuai dengan jenis dan sektornya dan dirumuskan kedalam unit kompetensi

Indonesia memakai standar ini, karena :

Berbasis pada kebutuhan industri (luas)
Multi skills:
- Task skills
- Task managements skill
- Contingency management skill
- Job/role environment skill

4. Mengapa Standar Kompetensi dibutuhkan ?

a. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan

  • Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum
  • Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi

b. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja

  • Membantu dalam rekrutmen
  • Membantu penilaian unjuk kerja
  • Dipakai untuk membuat uraian jabatan
  • Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan dunia usaha/industri

c. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

  • Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kulifikasi dan levelnya.
  • Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi

5. Usaha usaha yang telah dilakukan
Adanya Kurikulum Berbasis Kompetensi, dimana semua kebutuhan daerah bisa diadaptasikan didalamnya. Artinya kurikulum tidak menjadi kaku dan tidak mampu mencerna kebutuhan yang ada. Dengan adanya KBK, banyak hal yang bisa dilakukan di daerah
Tentang kompetensi yang ada di Indonesia, telah ditetapkan sebanyak 55 jenis kompetensi. Sudahkan anda memiliki salah satunya ?



Contoh kebutuhan kompetensi :

Ribuan Tenaga Kerja Sektor TI Diharapkan Dapat Sertifikasi Rabu, 01 Pebruari 2006, TEMPO Interaktif
Pemerintah mentargetkan 400 ribu tenaga kerja yang bergerak di bidang teknologi informasi memiliki sertifikat kompetensi. Dengan begitu, tenaga kerja Indonesia akan mendapatkan pengakuan dan diperlakukan sama.
“Sertifikasi akan dilakukan secara bertahap, minimal 10 persen setiap tahunnya,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Departemen Komunikasi dan Informatika Aizirman Djusan di Jakarta.
Selama ini, kata Aizirman, Indonesia belum mempunyai standarisasi sehingga uji kompetensi harus dilakukan di luar negeri. Tapi sekarang Indonesia sudah memiliki alat standardisasi, sehinga tidak perlu ke luar negeri. “Cukup di Indonesia.”
Aizirman menjelaskan, uji kompetensi saat ini sudah dapat dilakukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Telematika yang berada di bawah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Murah, cukup Rp 250 ribu,” ujarnya. Saat ini jumlah tenaga kerja yang bergerak di bidang teknologi informasi sekitar 4 juta orang.

C. Penguasaan berbahasa Inggris
Globalisasi adalah proses perkembangan suatu kebudayaan yang mendunia. Kemajuan yang cepat dibidang informasi, telekomunikasi, dan transportasi telah membawa setiap negara dan masyarakat ke dalam suatu kebudayaan internasional, yakni kebudayaan yang unsur-unsurnya menjadi bagian dari kegiatan pergaulan antar bangsa dalam berbagai bidang.
Mengapa Bahasa Inggris dibutuhkan ? Dalam beberapa ciri pokok kebudayaan internasional dibawah ini bisa dilihat sejauh mana bahasa inggris sangat dibutuhkan.

a. Kegiatan yang makin "terikat" oleh pengendalian (control). Baik melalui sistem jadwal pribadi maupun sistem manajemen yang makin canggih. Ini berarti bahwa mereka yang secara langsung terbawa oleh arus kebudayaan internasional itu harus makin meningkat kemampuan mengikuti sistem pengendalian itu dengan meningkatkan disiplin, etos kerja, dan bahasa

b. Persaingan yang makin ketat karena dalam arena internasional, berbagai kegiatan, baik bisnis dan industri, maupun sosisal, kesenian, dan akademis, makin meningkat kualitasnya. Dengan demikian, untuk memperoleh "perhatian" dan "pembeli" diperlukan daya saing yang kuat. Ini berarti bahwa mereka yang ikut serta dalam persaingan itu harus memiliki kemampuan teknis profesional yang tinggi serta daya cipta yang peka akan berbagai perubahan. Kalau tidak, mereka hanya akan menjadi "jago di kandang sendiri".

c. Kemampuan profesional, baik teknis maupun manajerial, sangat dipentingkan. Dalam dunia yang makin penuh persaingan, mak kemampuan profesional menjadi sangat diperlukan. Mereka yang tidak mempunyai kemampuan profesional yang sesuai akan tersisihkan dari pergaulan internasional.

d. Kegiatan/hasil kerja tim lebih dipentingkan daripada perorangan. Dalam dunia yang makin maju, dimana kemampuan individu sudah tidak lagi memadai menghadapi berbagai tantangan yang ada, maka kinerja kolektif menjadi lebih menonjol. Karya-karya besar, bahkan di bidang iptek dan kesenian.

Budaya
Interaksi antara bangsa dalam era globalisasi ini makin meningkat. Globalisasi perdagangan menjadikan interaksi antara bangsa bukan hanya sebagai persahabatan saja, tetapi sudah merupakan interaksi yang diliputi oleh persaingan, negosiasi, untuk mencari keuntungan. Didalam negeri kita sendiri dalam perdagangan dan persaingan usaha, masing-masing suku mempunyai budaya yang berbeda dan penempatan nilai-nilai values yang berbeda juga Adanya perusahaan multinasional, penanaman modal asing, dan pemilikan saham oleh perusahaan asing, telah menimbulkan terjadinya pertukaran budaya yang intensif. Termasuk dalam kehidupan diluar jam kerja. Khususnya dalam persaingan global perlu kita mengenali budaya dan nilai-nilai yang diyakini oleh pesaing ataupun partner kita.
Farid Elashmawi, dalam bukunya Competing Globally, Mastering Multicultural Management and Negotiations, telah memberikan gambaran bagaimana bangsa-bangsa tertentu menempatkan nilai-nilai dalam urutan yang berbeda.
Dari 20 katagori nilai-nilai yang diajukan, yaitu Group Harmony, Competition, Seniority, Cooperation, Privacy, Openness, Equality, Formality, Risk Taking, Reputation, Freedom, Family Security, Relationship, Self-reliance, Time, Group Consensus, Authority, Material Possesions, Spiritual Enlightenment, Group Achievment., telah dapat disusun urutan seperti dibawah ini.


AMERIKA

JEPANG

KOREA

THAI

INDONESIA

ARAB

Equality

Relationship

Family

Seniority

Seniority

Seniority

Freedom

Gr Harmony

Cooperation

Reputation

Reputation

Spiritual

Openness

Family

Relationship

Cooperation

Gr Harmony

Reputation

Self-Reliance

Freedom

GrHarmony

Authority

Family

Family

Cooperation

Cooperation

Spiritual

Relationship

Relationship

Author

Sedang diantara bangsa Cina dari beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Cina, didapatkan gambaran sebagai berikut

CHINA

TAIWAN

HONGKONG

SINGAPORE

Equality

Competition

Competition

Relationship

Freedom

Family

Relationship

Family

Family

Reputation

Reputation

Openness

Gr Harmony

Seniority

Time

Cooperation

Cooperation

Authority

Wealth

Freedom

Competition

Wealth

Authority

Equality

Bagi para mahasiswa, pengusaha maupun diplomat kita, pengetahuan mengenai nilai-nilai dan kebiasaan tiap bangsa perlu diketahui dan dikenali secara baik. Apalagi dalam mengembangkan ekspor yang berubah, dari produk pertanian primer menjadi produk agro olahan, maka pasarpun akan berubah. Sehingga pengetahuan kita mengenai berbagai aspek dari budaya pembeli kita menjadi penting.
Jadi, dalam menghadapi persaingan dalam era globalisasi ini ada beberapa hal yang perlu dimengerti.

  • Pertama, pasar dalam negeri adalah bagian dari pasar global yang harus kita rebut, melalui penguasaan teknologi informasi
  • Kedua, produktivitas perlu mendapat perhatian sebagai faktor yang penting dalam pertumbuhan, melalui kompetensi ketrampilan yang selalu berkembang
  • Ketiga, pengetahuan mengenai budaya dalam masyarakat perdagangan yang mengglobal dan bersifat multikultural, melalui pola berbahasa yang bersifat universal


Joko Win
Makalah Seminar Februari 2007

Tidak ada komentar: