Rabu, November 26, 2008

HOME STAY : DUA ANAK JERMAN

Rumah sebagai Home stay. Seolah sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan. Memang saya banyak kenalan orang bule. Banyak yang bertandang kerumah walau untuk sekedar mampir minum atau makan siang. Tahun 2007, pernah saya ajak bule sebagai anak angkat selama seminggu. Kerennya sebagai Step children bagi kami sekeluarga. Namanya Irene. Bule Freiburg Jerman. Senangnya bukan main karena merasa menjadi sebuah keluarga didunia yang sangat berbeda dari asalnya….

November 2008, ada 2 anak Jerman yang berkunjung ke Indonesia. Vincent Marco Greiner dan Michael Peter Mahr. Alhasil selama 2 minggu saya mempunyai 2 anak Jerman lagi. Saya menganggap mereka menjadi anak angkat. Acaranya, selain putar putar kota Malang, Putar putar kota Jogja, selama seminggu mereka menjadi teman diskusi di Sekolah Menengah Kejuruan Purwosari Pasuruan. Sehingga mereka punya wawasan tentang sekolah di Indonesia.

Memang saya mensyaratkan kepada siswa ataupun mahasiswa yang akan agak lama di Indonesia, mereka harus mau bekerjasama dengan sekolahan dalam kerangka menumbuhkan keberanian siswa siswi di sekolah untuk berbincang dalam bahasa Inggris. Bukan sebagai native speaker. Hasilnya ? Menarik untuk dikaji, karena siswanya senang bisa berbincang dalam bahasa Inggris, gurunya senang punya teman mengajar yang asli bule, sekolah beruntung dalam meningkatkan citra kerjasama internasional.
Pada akhir bersama keluarga, 2 anak bule ini sempat menulis komentar mereka tinggal di rumah saya :

Vincent Marco Greiner :
Dear Joko and Family,
I enjoyed my stay in your house very much. Thank you for inviting us and giving us the chance to get to know you and your family. All of you so nice and I felt really comfortable with you.
I love the Indonesian food ( but not too spicy !! ) and so I have to say thank you to your wife and maid for cooking us that well.
Sometimes I even dreamed of rice. While staying in your house, I really felt like a part of your family.
Also I like Malang and surrounding of course. Thank you for showing us around all the time.
All in all visiting Malang and get to know you and your family will be one of the best experiences during our trip. I’m sure.
So I hope you had nice weekend and enjoyed the time with us as much I did.
Best Regard and a bright future.

Michael Peter Mahr :
We had a great time !!
Your family is super !! I thank for being so nice and friendly to us all the time. Thank you for showing us so many things (hot spring etc).
Your house is wonderful and it was very kind of you to let us sleep there all the time we stayed in Malang.
The food we got was delicious every time and I thank you for inviting us to dinner so many times.
I don’t know what to say else… so all in all :
IT WAS A GREAT TIME AND I HOPE WE WILL SEE EACH OTHER AGAIN !!! (Maybe in Germany some time ? )

Yang menarik, 2 anak bule ini akan membayar ke keluarga kami semua bentuk pengeluaran yang telah kami belanjakan untuk mereka. Tentu saja saya tolak. Saya menganggap mereka sebagai keluarga. Dibalik itu saya jadi berpikir, eh… mungkin juga ya… rumah saya dibuat sebagai rumah tinggal sementara bagi bule bule yang ingin berlibur ke kota Malang. Seperti homestay walaupun bukan benar benar home stay. Mereka bisa bayar sebagai anggota keluarga. Jadi harga keluargalah…
Padahal semua persyaratan rumah homestay telah saya penuhi. Setiap kamar ukuran 4x4 m dengan 4 lampu di plafond, 2 lampu dinding, almari, tempat tidur kapasitas 2 orang, kamar mandi dengan air dingin dan air hangat, ruang makan bersama, ada bar kecil untuk ngopi, free internet, tv keluarga selalu dengan film film terbaru. Mobil juga kami sediakan bila diperlukan untuk putar putar kota. Kurang apa lagi hayoooo…

Dibalik itu semua, saya jadi bersyukur bahwasanya kami sekeluarga bisa memberikan yang terbaik bagi orang lain, bangsa lain, orang dari Negara lain. Walau seperti setitik air dari sejumlah air yang ada, minimal mereka sekarang pasti berpikir bahwa persaudaraan antar bangsa sangat penting, bagaimanapun caranya.
Selamat jalan Vincent, Michael. Have a nice trip to Germany

JOKO WiN
Nopember 2008

DEPKEU : HOUSE OF DEG DEG AN


Jakarta. Untuk kesekian kalinya saya ke Jakarta.
Saya tidak bisa menghitung, berapa kali saya ke Jakarta. Tapi, kali ini agak beda. Kali ini saya dengan teman bagian keuangan, Mas Pardi, ke Jakarta untuk membahas anggaran tahun 2009 di Depkeu. Jadi, pada 13 Nopember 2008 saya harus berjuang dengan teman saya. Bahasa sederhananya diskusi di DJA – Dirjen Anggaran - untuk mempertahankan keinginan institusi disandingkan dengan anggaran pemerintah yang tersedia.

Apakah rame ? Tidak hanya rame, tapi plus seru. Tarik ulur. Mulur mungkret. Maju mundur. Ded deg an… takut banyak potongan dan ketidakjelasan program.
Beberapa anggaran dipotong, sebagian diantaranya ditambah. Ada yang given artinya diberi brukkkk program baru dari Direktorat. Diberi banyak, tapi mengurangi program yang sudah baku di institusi. Jadinya perlu diskusi panjang. Akhirnya win – win solution. Semua tercover. Alhamdullillah….Beberapa program masih harus diselesaikan. Teman saya mas Pardi yang sudah ahli terus bekerja. Walaupun batuknya terus berbunyi, tangannya terus bekerja.

Ada yang menarik pas datang di Jakarta. Katanya, Mas Pardi gak mau tidur di Oasis Amir Hotel karena pembahasan selama ini selalunya dia tidur disana. Lalu pas di bandara melalui biro perjalanan Kaha saya carikan hotel dapatnya hotel Aston Senen. Rasanya temen saya seneng banget. Apa yang terjadi sodara-sodara…. Ternyata hotel Oasis dan Aston berdampingan. Jejer. Hehehehehee.. kami hanya bisa tertawa… gak mau satunya dapatnya koq disampingnya… dasar kami orang desa.

Sorenya, dengan menikmati nasi goreng kambing, sejenak saya lupakan diskusi seru tadi siang….Nasi goreng kambing, enaknya nggak bisa dibayangkan….

JOKO WiN
Jakarta, 14 Nopember 2008

Rabu, November 05, 2008

MAKASSAR : IKAN RAKSASA


MAKASSAR, akhirnya datang juga. 
Saya sudah puluhan kali transit di Makassar. Karena tugas ke Papua harus selalu transit di Makassar. Tetapi saya tidak pernah benar benar masuk kota Makassar. Banyak teman lama, bekas mahasiswa, teman baru di Makassar. Semua belum pernah saya kunjungi.

AIRPORT : AKUARIUM RAKSASA


Akhir Oktober 2008. Ada keajaiban, akhirnya saya benar benar ke Makassar karena harus ada pelatihan yang akan dilaksanakan di kota Makassar. Saya jadi datang di kota daeng ini dengan mas Herry teman sekantor. Airportnya, wuahhhh mewah banget. Hasanuddin ( ingat 2 d ) new design airport di Makassar ( ingat 2 s ). Seperti bandara di Malaysia. Sangat terang karena dindingnya semuanya kaca. Dengan banyak tiang sebagai kolom dan sebagai asesoris membuat banyak garis yang mengganggu. AC nya yang dikeluarkan dari blower jadi harus melawan panas yang diserapoleh kaca. Persis akuarium raksasa. Saya tanya kanan kiri, akhirnya ada yang bilang memang Makassar dapat pinjaman dari Malaysia ( benar apa enggak ya, saya gak tahu). Jadi airportnya persis seperti airport di Malaysia walau ukurannya lebih kecil. Ada rasa bangga, ternyata di daerah timur Indonesia punya airport yang bagus, bersih dan nyaman. Jangan lupa BERSIH. Itu yang saya lihat ketika datang dan pergi di airport.
Saya menginap di Losari Beach karena dibookingkan teman di Makassar. Tetapi tetap saya bayar sendiri pada akhirnya. Hotelnya memang menghadap ke barat, kearah laut. Tapi jendela kamar saya sayangnya menghadap kearah selatan, menghadap kearah rumah makan. Jadinya kurang asik karena hanya sering melihat orang lain pada makan. Hotel bintang tiga yang unik. Banyak lukisan dipasang didinding-dindingnya. Lukisan khas Bali. Katanya pemiliknya orang Bali ( benar apa enggak ya, saya gak tahu). Mestinya mencerminkan budaya Makassar. Ternyata blas gak ada suasana Makasarnya. Hanya pegawainya yang mencerminkan Makassar karena logat bicaranya saja.
Paginya, saya sempatkan jalan jalan disepanjang pantai Losari. Suasananya sepi dengan beberapa orang yang jalan jalan meraih segarnya udara pagi.



LOSARI BEACH : HOTEL CITARASA BALI

Sorenya, saya jalan jalan disepanjang depan hotel yang merupakan tepian Pantai Losari yang sangat kesohor itu. Jalan jalan disepanjang trotoar membuat kebanggaan makin membesar. Lingkungan yang ramai, bersih terjaga. Ramainya kendaraan disertai dengan ramainya orang jalan jalan sepanjang pinggiran pantai membuat kehidupan makin malam makin ramai. Saya jadi merasa kecil didepan bentangan laut, angin, pantai, bintang yang sangat luas. Saya jadi ingat rangkaian kata kata yang pernah saya baca :
Raih malam dengan nafsumu.
Nafsu mengisi dengan doa doa syukurmu.
Akan kebesaran sang pencipta.
Yang meletakkan malam pada jajaran bulan dan bintang

AKHIRNYA…
Rapat di LPMP Makassar saya jalani dengan sangat lancar. Hadir perwakilan dari Dinas Pendidikan Makassar, Maros dan Goa. Semuanya memberikan kontribusi yang konstruktif. Sorenya saya ketemu teman yang membookingkan hotel. Cerita sana sini. Ketawa ketiwi.

Siang ini, ketika akan pulang ke Surabaya, pesawat Lion Air seperti biasanya selalu terlambat dengan alasan klasik, alasan teknis. Dengan terlambat 1 jam, saya masih merasakan nikmatnya udara di airport Makassar. Saya nikmati Airport Hasanuddin sambil membayangkan jadi ikan raksasa karena semua disekitar saya kaca tembus pandang yang tegak dan angkuh berdiri…

Makassar, Akhir Oktober 2008
JOKO WiN