Rabu, April 23, 2008

ULANG TAHUN

Hari ini 22 April 2008 saya ulang tahun.
Genap usia 48 tahun.
Ternyata saya sudah tua, walau gelora masih muda. Atau pura pura muda yha….

Ada yang membuat saya terkejut. Surprise lah. Ketika bangun pagi, lalu mandi terus sholat subhuh. Berpakaian rapi untuk masuk kerja pagi.

Apa yang membuat surprise ?
Di meja sudah ada tumpeng nasi kuning dengan lauk pauk komplit.
Kapan yha isteriku memasak.
Yang penting terhidang, sikaaaattt saja. Wah… rasanya Enak Tenaannnnn.

Bahkan saya dapat kado istimewa.
Dalam sebuah kotak yang manism berisi :
1 buah Baju pendek warna khaki bergaris jingga abu abu merk Carloff smart formal nomor 16.
1 buah kaos dalam abu abu merk Chillout ukuran XL.
4 buah sapu tangan merk playboy.
3 buah kaos kaki merk Balmoral England
1 buah parfum Oriflame ascendant.
Juga sebuah kartu ucapan yang didesain sangat cantik oleh anakku no 2 Ninar yang sedang kuliah di Desain Komunikasi dan Visual/Diskomvis Universitas Negeri Malang.

Sorenya,
saya pulang kerja sekalian menjemput anakku yang no 3 Bagus pulang dari les di Primagama, ternyata di rumah anakku yang no 1 Tutuko yang kuliah di ITS pulang dari Surabaya khusus untuk mengucap salam ulang tahun ke saya.
Rasanya lengkap sudah kebahagiaan ini.

Malamnya,
kami semua makan makan di Rumah Makan Malibu, rumah makan langganan kami bertahun tahun untuk makan Steak bersama.
Makan selesai, belanja celana dan baju untuk anak anak sebagai bagian dari rangkaian Ulang Tahun.
Yang menjadi kejutan lagi, Ninar bisa menyetir kendaraan mobil untuk pulang bersama.


Pas Ulang Tahun seperti ini, tiba tiba saya jadi teringat puisi rangkaian kata yang dibuat anak saya Ninar setahun yang lalu. Saya tidak tahu, apakah itu saduran atau karya asli. Yang penting, puisi itu ada dan mampu mewakili apa yang anakku rasakan.

Ayah mengangkat beban berat dari bahuku dengan merengkuhkan tangannya disekeliling benda itu.
Ayah benar benar suka membantu orang tapi ia sukar meminta bantuan
Ayah lebih bangga dengan prestasiku daripada prestasinya sendiri
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, ia hanya coba melakukan yang terbaik
Ayah akan menyalamiku ketika akan meninggalkan rumah, karena kalau memelukku ia tidak akan bisa melepaskannya
Ayah akan berkata “Tanya saja pada ibumu” karena ia tidak ingin berkata tidak
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena ia selalu yang memotret
Ayah bisa memaafkan kesalahanku, tetapi tidak dapat memaafkan kesalahannya sendiri
Ayah tahu bagaimana caranya mendorong ayunanku untuk membuatku senang tapi tidak membuatku takut
Ayah akan memberikan tempat duduk terbaik dengan mengangkatku dibahunya ketika pawai lewat
Ayah tidak akan pernah memanjakanku ketika aku di rumah sakit, tetapi ia menjaga dan tidak tidur semalaman
Ayah tidak akan melupakan apa yang ia inginkan agar dapat memberika apa yang aku butuhkan
Ayah bisa membuatku percaya diri, karena ia percaya

TERIMA KASIH isteri dan anak anakku.
Engkau adalah power dalam hidupku.

JOKO WiN
Malang, 22 April 2006


Minggu, April 13, 2008

AKIL BALIQ


Akil Baliq, artinya dewasa. Masa meninggalkan masa kanak kanak menuju masa kedewasaan. Setiap orang selalu melaluinya. Hidup itu pilihan, akil baliq itu keharusan.

Mengapa saya bahas akil baliq?
Saya tuliskan, karena hari ini, 11 April 2008 merupakan hari ulang tahun anak saya yang ketiga, Bagus, tepat berumur 14 tahun. Saya pikir dengan duduk di kelas 2 SMP sudah saatnya saya memberi penjelasan padanya apa artinya akil baliq, kedewasaan. Tugas saya sebagai Ayahnya untuk menjelaskan semuanya. Walau saya tahu, pelajaran biologi di sekolah mungkin sudah menjelaskan kearah sana, tapi saya berusaha untuk menjelaskan sejelas jelasnya. Saya sedang mencari hari yang baik untuk menjelaskan semuanya.

Sore ini pas ada karnaval lampion di kota Malang, saya sekeluarga dan saudara saudara melihat. Sambil menunggu karnaval yang belum lewat, Bagus saya ajak duduk ditempat terpisah dari ramainya orang. Disudut Bank Permata, kami duduk diatas pipa pembatas parkir kendaraan. Sementara isteri saya masih asyik cerita dengan saudara saudara yang diajak serta. Itulah saat yang bersejarah untuk anak saya ke tiga. Saya jelaskan tentang masa remaja, sperma, nafsu, mimpi basah, dorongan seksual serta bagaimana menanggulanginya. Juga saya singgung tentang hubungan dengan perempuan, teman sekolah, menstruasi yang ada kaitannya dengan bergaul dengan lawan jenis. Bahkan anak saya juga cerita bahwa, dia juga sudah mendapatkan info semacam itu dari internet, sehingga pemahamannya jadi lebih dewasa. Akibatnya, diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan saya juga mendiskusikan peran internet sesuai dengan umur yang dijalaninya, karena saya tidak mungkin mengawasinya sepanjang menit. Plong sudah kewajiban saya sebagai Ayahnya untuk menginformasikan semua itu.

Tiba tiba pikiran saya berjalan dan melayang kearah 34 tahun yang lalu. Ketika saya berumur seusia Bagus anak saya, dan masih SMP, tidak ada penjelasan sexual dari orang tua saya. Pada saat itu, sex masih dianggap tabu, sangat tabu. Akibatnya saya hanya menjalani mimpi basah seperti apa adanya. Tanpa berani bertanya. Takut bila orang tua tersinggung. Bahkan , pada saat SMA, saya jadi mencuri curi waktu baca buku nick carter pinjaman teman, buku putih enny arrow pinjaman juga. Itupun sudah membuat badan panas dingin. Mau pacaran? Takut dari berbagai sudut. Jadilah, saya yang tidak mengerti tentang kedewasaan. Dewasa artinya badannya besar, tumbuh dan berkembang. Itu saja. Naif memang.

Beruntunglah, era anak anak sekarang. Masalah sexual bisa didapat dari mana saja. Salah satunya dari internet seperti yang sudah dilakukan anak saya. Bahkan orang tuanya bisa diajak diskusi seperti yang sudah saya jalani. Semoga semuanya bermanfaat bagi dia mulai saat ini sampai saat nanti.

Tiba tiba suara sirine polisi berbunyi, tanda karnaval lampion akan lewat. Saya gandeng tangan anak saya untuk berdiri, menuju pinggir jalan raya. Melihat karnaval lampion dengan semua keluarga. Terlihat lampion-lampion lampunya kelap kelip diiringi music ceria.
Kami sekeluarga gembira.


JOKO WiN,
11 April 2008

Kamis, April 10, 2008

DARAH


Kalau mendengar kata ‘Darah’, seringkali terasa sesuatu yang mendebarkan didada kita. Sesuatu yang berkonotasi negativ, mengerikan, menakutkan. Kalau bisa dihindari. Padahal dalam tubuh kita terdiri dari struktur darah, merah dan putih. Persis bendera Negara Indonesia.

Darah sebagai bagian dari 75 prosen cairan yang ada dalam tubuh kita, mempunyai fungsi yang sangat penting. Orang yang terkena gangguan pada darahnya, dijamin akan ada gangguan dalam tubuhnya. Banyak cara yang ditempuh oleh banyak orang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya dengan sangat menjaga keseimbangan darahnya. Olah raga, minum suplemen, periksa rutin ke dokter, minum obat tradisional, minum jamu, fitness, dan masih banyak lagi cara yang ditempuh.

Berbincang tentang darah, saya mempunyai pengalaman yang mendebarkan. Tahun 2000 saya mendapat souvenir dari nyamuk aedes agepty, yaitu Demam Berdarah. Saya periksa ke dokter. Karena ketidak tahuan saya saya tentang DB, ternyata saya sudah dalam kondisi DB kronis. Saya harus opname di Rumah Sakit. Saking kronisnya, saya harus mendapat infus dari sebanyak 5 orang pendonor. Gampangnya, darah segar dari pendonor, diputar putar dengan alat, terus didapat sari patinya. Bentuknya seperti saus tomat. Saus ini, disuntikkan dalam tubuh saya semalaman. Sakitnya, nggak ketulungan… Akhirnya saya bisa sembuh dan hidup sampai hari ini. Pertanyaannya adalah, siapa 5 orang pendonor tersebut? Tidak pernah ada yang mengaku. Sampai sekarang, saya tidak pernah mengetahuinya siapa yang telah menyambung nyawa dan hidup saya.

Mungkin, kemudahan saya mendapatkan mendapatkan pendonor tidak lepas dari perilaku saya selama ini. Sejak tahun 1993 sampai hari ini, April 2008, saya telah mendonorkan darah saya sebanyak 46 kali. Golongan darah B yang saya punyai telah diambil mulai 250 cc sampai 450 cc tiap 3 bulannya. Dengan senang hati saya menjalaninya.

Saya mendonorkan darah dimulai dari kejadian luar biasa yang menggerakkan hati dan pikiran saya. Pagi itu saya mengendarai mobil dan mendengarkan radio. Di radio diumumkan ada seorang bayi yang baru lahir mengalami kelainan dan membutuhkan seorang pendonor. Darah yang dibutuhkan golongan darah A. Tiba tiba hati saya mendidih, andaikan saya bisa menolong bayi yang belum punya dosa itu… Akhirnya mobil saya belokkan ke PMI, siap gak siap saya mau donor darah. Cerita bayi sakit telah menggerakkan saya dari kedalaman pikiran dan perbuatan tingkah laku selama ini. Alhamdullillah, dengan donor darah, saya sehat selama ini. Saya menyederhanakannya dengan menganggap donor darah sebagai tune up atau ganti olie. Olie lama diganti dengan olie baru. Pasti lebih sip dan tokcer.

Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah, berbuat baik itu tidak perlu dipikir. Laksanakan saja. Pada saatnya nanti, ketika kita menemukan masalah, buah kebaikan datangnya dengan seketika juga.


JOKO WiN
April, 2008


KASET


Kalau berbincang tentang kaset, saya selalu teringat saat saat di toko kaset. Saya termasuk orang yang gatal tangan. Artinya tidak bisa diam tangannya kalau lihat kaset dengan cover bagus. Selalu saya lihat judul kasetnya, lalu lihat juga harganya. Maklum keterbatasan kantong selalu menjadi kendala. Walau seringkali, pokoknya beli.

Kaset banyak ragamnya. Ada yang covernya pakai box, ada juga yang softcover. Artinya covernya langsung didalam boxnya. Semua dalam bentuk yang sama, isinya sama. Hanya kemasan luarnya yang berbeda. Dan, isi suara musiknya, sama saja.

Pada dasarnya cover kaset sama seperti pakaian yang kita pakai sehari hari. Menutupi bagian dalamnya. Menutupi hal hal yang seharusnya ditutupi. Pertanyaannya adalah, sejauhmana cover itu dipergunakan? Bisa untuk menutupi sehingga menjadi lebih bagus, bahkan bisa menjadi sebaliknya. Makin kusam dan amburadul. Pertanyaan sederhana tetapi lama menjawabnya.

Menurut Kotler yang ahli pemasaran itu, packaging atau kemasan merupakan daya tarik untuk menggaet customer. Karena kemasan yang indah akan meningkatkan nilai dan derajat produk. Jadi, terlihat betapa pentingnya nilai kemasan dalam bentuk apapun juga. Cover merupakan bagian dari kemasan. Pakaian yang kita pakai, Bungkus barang, Cover buku bacaan, Cat rumah, Korden rumah, Cover referensi, bahkan sampai Tutur kata yang baik. Semua merupakan kemasan untuk menggaet calon customer.

Saya jadi ingat ketika saya masih muda dulu. Pernah putus cinta. Biasalah, Cinta Monyet. Ternyata penyebabnya sederhana. Saya gak bisa ngomong romantis. Gak bisa mengungkapkan dengan kata kata yang indah. Gak suka memuji tentang kecantikannnya maupun segarnya bau harum parfumnya. Karena saya orang yang lugu, ya saya nikmati cinta monyet dengan apa adanya. Tanpa dikemas dalam romantika Saijah – Adinda, Roromendut – Pranacitra, Romeo – Yuliet. Akibatnya? Ya putus tadi. Saya jadi sadar bahwa berpacaranpun perlu kemasan. Perlu packaging yang sesuai. Agar aroma romantika bisa tercapai.

Beberapa saat lalu, saya membeli kaset Badai Pasti Berlalu. Lagu-lagunya kebanyakan karangan Eros Jarot ketika belum menjadi politikus. Saya sangat suka lagu lagu didalamnya. Menyampaikan sesuatu dengan cara yang berbeda. Sekitar tahun 1978 kaset ini dirilis, 25 tahun kemudian dirilis lagi persis sesui dengan aslinya. Amazing !!. Aransemen menjadi lebih indah. Penyanyi melagukannya dengan masa kekinian.

Siang ini, ketika saya masuk toko kaset, terpampang CD ( Compact Disk) Badai Pasti Berlalu yang merupakan sound track film dengan judul yang sama. Packagingnya bagus. Saya beli juga. Saya dengarkan. Luar biasa, semua lagu dirilis ulang lagi dengan aransemen yang lebih bagus. Lebih ngepop.
Lagu jadi sebuah packaging yang luar biasa…..


JOKO WiN
April, 2008