Jumat, September 19, 2008

BUKA PUASA : TAHU GORENG

Puasa tahun 2008 ini serasa istimewa.
Kami sekeluarga bisa menjalani semuanya.
Sahur selalu jam 3 pagi. Selalu tersedia Makanan lengkap. Nasi, sayur, always plus tempe goreng, lauk lainnya. Plus Kopi susu dan air putih. Istri saya sudah menjalaninya dan membuatnya bertahun-tahun.

Jadi kalau jaman sekarang musimnya sertifikat standard kompetensi sebagai bukti kelulusan ketrampilan, isteri saya termasuk yang belum lulus dalam membuat kopi susu. Karena apa? Sampai hari ini, selalu dan selalu membuatnya setiap hari selama 23 tahun usia perkawinan kami. Dan belum pernah mendapat sertifikat ketrampilan membuat susu….. he he he….


Yang menarik, pas buka puasa.
Minum teh hangat dilanjutkan dengan tahu goreng plus sambal kecap. Baru makan bersama. Isteri saya selalu dan selalu menyediakan tahu goreng dengan sambal kecap. Rasanya nikmat. Tahu goreng menjadi semacam kewajiban sore hari. Pernah satu hari, tahu goreng diganti dengan roti.
Apa yang terjadi ?
Semua tanya, where is the tofu fries, Mum ?
Artinya kira kira mannnnnaaaa tahu gorengnya Bu ?



Jika ditilik dari sesuatu yang dibuat oleh isteri saya, dalam pemasaran disebut dengan Brand Image. Dengan adanya Brand Image, suatu produk menjadi tampak menonjol. Jika dikemas dengan benar, brand image yang sederhanapun bisa menjadi luar biasa. Bisa membuat seseorang menjadi ketagihan. Seperti yang kami alami setiap sore, kami selalu ketagihan tahu goreng.

Isteri saya telah menciptakan brand image dari kebiasaannya membuat sesuatu yang beda dengan lainnya dalam setiap buka puasa : Tahu Goreng.
Siapa mau meniru ?

JOKO WiN
September 2008
Puasa hari ke 18

Rabu, September 17, 2008

BRUNEI DARUSSALAM : BELI BARANG NEGERI SENDIRI




BRUNEI
Saya bisa pergi ke Brunei karena ada kegiatan Entrepreneurship Training.

Lumayan waktunya 2 minggu.
Mengenai training, biasa saja. Rasanya yang di Indonesia juga pinter pinter.
Yang penting juga sight seeing alias muter muter kota.
Sebagai sebuah negara kaya, Brunei mempunyai kultur yang sama dengan Indonesia. Banyak orang Brunei berbahasa Melayu dan Bahasa Inggris. Jadi saya di Brunei serasa di negeri sendiri saja. Makanannya Nasi. Sayurnya Lodeh. Lauknya Krupuk, Tempe, Tahu. Bedanya ? Saya sedang makan di daerah yang jaraknya 3000 km dari rumah. Itu saja…

Lainnya ?
Pada saat saya ke Brunei tahun 1990, mobilnya bagus bagus, karena pajak mobil ditiadakan. Sementara pada saat tahun 1990, pajak mobil di Indonesia sudah 100 %. Jadi ketika saya jalan jalan dengan teman dari Laos dan Thailland, semua orang banyak yang melihat. Mungkin mereka merasa aneh, gak biasanya orang jalan jalan di sepanjang jalan. Mendingan naik mobil dengan kesejukan AC di dalamnya.

Selasa, September 16, 2008

KAMUS BAHASA MADIUN


KAMUS BAHASA ? BAHASA MADIUN ? Wuihhhhh.... judulnya kelancipen. Judulnya aja sudah menunjukkan kebesaran isinya. Pasti hebat dan berguna..... Apa iya !!!!

Saya memang lahir di Madiun. Sebuah kota di Jawa Timur yang sangat terkenal dengan produk Kereta Apinya. Terkenal juga dengan Nasi Pecelnya. Karena disetiap pojok jalan pasti ada orang jual pecel. Full 24 jam. Apalagi Nasi pecel yang dijual oleh si mbok mbok gendong. Dengan 1500 rupiah bisa makan pecel dengan lauk peyeknya yang kemriyek. Murah Meriah. Rasanya, jangan ditanya. Dijamin mengenakkan lidah. Huaaaahhhhhhhh ..... pedesnya.....

Lho mana kamus bahasanya ? Koq malah membahas pecel.

Setelah menikah, saya tinggal di Malang. Tepatnya di Singosari, tempat Ken Arok dan Ken Dedes memadu kasih. Sampai hari ini sudah 24 tahun saya tinggal di kota yang sejuknya bisa dinikmati dari pagi, siang, malam sampai pagi lagi. Dengan ketinggian 464 m up sea level, suhu siang 24 derajat C dan malam mencapai 17 derajat C, Singosari memang udaranya layak untuk dinikmati. Fresh from the Arjuno mountain.

Lho mana kamus bahasanya ? Koq malah membahas Singosari.

Terkait dengan dua tempat diatas, saya mencoba membandingkan bahasa yang dipakai diantara kedua daerah tersebut. Antara Madiun dan Malang


BHS MADIUN......BHS MALANG........ARTINYA
Jingklong............Nyamuk..............Nyamuk
Umblug..............Ngapusi...............Menipu
Tetek iyek.........Jantrung...............Capung Kecil
Dhodhok erok.....Jantrung...............Capung Besar
Nylenthet..........Mbolos.................Gak masuk sekolah

Gung................Durung.................Belum
Dhik engke........Mengko.................Nanti
Mak Jegagik.......Ndadakno..............Tiba-tiba
Piye................Yok opo................Bagaimana

yang lainnya menyusullllll........

Lho hanya itu yha ?
Pembukaannya saja yang panjang.
Kamusnya masih minim.
Siapa mau nambah ?



JOKO WiN
September 2008


Jumat, September 12, 2008

THE WAY WE WERE

THE WAY WE WERE. Sebuah lagu lama dari Barbra Streisand pagi ini saya dengar di radio yang ada di kamar tidur.
Saya jadi tersenyum.
Sendirian.

Lagu itu mengingatkan perjalanan kisah kasih saya dengan kekasih saya yang sekarang telah menjadi isteri saya.
Lagu itu pula yang menyertai kami berdua dari waktu ke waktu.
Karena tahun 1982, saya beli satu kaset, berisi 20 lagu semuanya lagu The Way We Were.
Kaset itu sekarang masih tersimpan rapi dan sering saya dengarkan lagu-lagunya.
Sentimentil banget yha...

Pagi ini.
Sesampai di kantor, saya buka internet.
Dengan profesor saya yang paling pintar sedunia yang bernama Google.com saya searching the way we were mp3.
Dengan harapan lagu-lagu bisa saya setel di komputer.
Hasilnya ?
Ada 6.600.000 folder yang bisa saya buka.
Semua menginformasikan tentang The Way We Were.
Luar Biasa.....

Akhirnya saya bisa men-download beberapa lagu The Way We Were dari beberapa penyanyi.
Lagunya sama, cara menyampikan dengan banyak improvisasi.
Ada Pop, Jazz, Jazzy, R&B, Remix, New wave dsb. Wis, pokok-e komplit.

Mau tau liriknya ? Nih, saya hafal banget :

Memories
Like the corners of my mind
Misty watercolor memories
Of the way we were

Scattered pictures
Of the smiles we left behind
Smiles we gave to one another
For the way we were

Can it be that it was all so simple then
Or has time rewritten every line
If we had the chance to do it all again
Tell me - would we? could we?

Memories
May be beautiful and yet
What’s too painful to remember
We simply choose to forget

So it is the laughter
We will remember
Whenever we remember
The way we were
The way we were


Indah kan?
Kadang hidup ini bisa berkaca dari pengalaman masa lalu.
Agar tidak lupa diri, mau mawas diri dan bisa menjadi pijakan jalan ke depan.


The way we were telah menjadikan dan mempersatukan cinta kami.
Berjalan dengan apa adanya

JOKO WiN
September 2008
Puasa hari ke empatbelas

Senin, September 01, 2008

PUASA 2008

Hari ini puasa hari pertama. Ada yang baru bagi saya.
Ini puasa pertama saya di institusi baru yang sekarang saya ada disana.
Di institusi ini, saya mencoba untuk mengusulkan agar ada BUKA PUASA BERSAMA yang dilaksanakan dari rumah ke rumah. Satu rumah dikunjungi kurang lebih 10 orang. Hal ini selain buka puasa bersama termaksud didalamnya untuk silaturahim antar teman kerja. Dari sisi hubungan kekeluargaan juga menjadi jembatan yang baik bagi hubungan sesama.
Alhamdullilah, beberapa orang setuju untuk mengundang buka puasa bersama.
Semoga puasa kali ini akan menjadi lebih bermakna.


Ketika puasa akan tiba, saya menerima sebanyak 43 sms yang intinya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa. Tetapi cara penyampaiannya tidak ada yang sama satu dengan lainnya. Saya akan tuliskan beberapa diantaranya :

  1. Jika hati seputih awan, jangan biarkan ia menjadi mendung. Jika hati seindah bulan hiasi ia dengan iman. Marhaban ya ramadahan. Maka dengan kerendahan hati kami mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita kembali ke fitri. Amin.
  2. Dulu kita tak sempat, kini mungkin tak dapat, esok wallaahuallam, namun tali silaturahmi tetap terjalin erat, bermaafan walau tangan tak berjabat erat. Marhaban ya ramadhan yang penuh rahmat.
  3. Puasa minangka bentenging diri tumuju drajat ketaqwaan, ngekang diri saking dhedhaharan lan ngunjuk senajan halal, mangka rinaos enteng ngekang sadaya ingkang haram. Duh Gusti Alloh nyuwun kekuatan klawan puasa mugi enteng handindakaken.
  4. Tebing tinggi dapat didaki. Dendanm dihati susah dijajaki. Jelang ramadhan bersihkan hati. Kikis semua benci dan dengki. Mohon maaf sepenuh hati. Semoga kita bisa menikmati ramadhan nan suci.
  5. Jiwa besar kan kita miliki melalui ketinggian ilmu, ketajaman akal, rasa dan kebijakan dalam bersikap. Marilah di bulan yang suci ini kita bersihkan diri dari debu debu dosa dan kotoran kotoran hati yang menghambat kekhusukan dan keikhlasan kita beribadah padaNya. Mohon maaf lahir dan bathin.
  6. Marhaban ya Ramadhan. Ramadhan ini penuh BBM – Bulan Barokah Maghfirah; Tingkatkan PREMIUM – Prei Makan Minum; SOLAR – Sholat lebih rajin dan MINYAK TANAH – Meningkatkan Iman, banyak tahan nafsu dan amarah; serta PERTAMAX – Perangi Tabiat Maxiat. Jangan lupa isi PULSA – puasa lebih sabar. Mohon maaf lahir dan bathin.
  7. Semoga bisa memberikan kebaikan untuk semua.
    Petik Hikmahnya
    Yang singkat itu WAKTU; Yang dekat itu MATI;Yang besar itu NAFSU; Yang berat itu AMANAH; Yang sulit itu IHKLAS; Yang mudah itu BERBUAT DOSA; Yang abadi itu AMAL KEBAJIKAN; Yang diinvestigasi itu AMAL PERBUATAN; Yang akan diaudit itu APA YANG KITA MILIKI; Tetapi yang terindah itu kita mau dan bisa SALING MEMAAFKAN. Bersihkan hati dan sucikan diri jelangRamadhan. Selamat berpuasa. Mohon maaf lahir dan bathin.

Saya jadi berharap, puasa kali ini bisa lebih bermakna dari saat lalu.
Banyak doa dan usaha.
Semoga...

JOKO WiN
1 Sept 2008