Senin, September 16, 2013

CANDI KIDAL

Saya dan Isteri mengunjungi Candi Kidal, sebagai salah satu sebagai salah satu candi warisan dari kerajaan Singosari
Sebuah candi dengan konstruksi yang luar biasa indahnya.

Candi Kidal 
Candi Kidal dibangun pada tahun 1248 M, , bertepatan dengan berakhirnya rangkaian upacara pemakaman yang disebut Cradha (tahun ke-12). 
Candi Kidal dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun yakni mulai tahun 1227 s.d  1248.
Anusapati meninggal karena dibunuh oleh Panji Tohjoyo sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singosari, juga diyakini sebagai bagian dari kutukan keris Empu Gandring.

Setelah mengalami pemugaran di tahun 1986 s.d 1990, Candi Kidal ini bisa dilihat dan dinikmati. 
Ukuran Candi Kidal adalah Panjang 10,8 meter; Lebar 8,36 meter dan Tinggi 12.26 meter,

Secara vertikal candi ini dapat dibagi menjadi kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Sedangkan di dalam bilik candi tidak ditemukan arca selain Yoni ditengah-tengah ruangan.


Lokasi
Candi Kidal terletak di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, sekitar 20 km sebelah timur kota Malang, Jawa Timur

Keistimewaan
Candi Kidal memiliki kelebihan dibanding dengan candi-candi lainnya. 
Candi Kidal terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal
Kaki candi nampak agak tinggi dengan tangga masuk keatas kecil-kecil seolah-olah bukan tangga masuk sesungguhnya. 
Badan candi lebih kecil dibandingkan luas kaki serta atap candi sehingga memberi kesan ramping. Pada kaki dan tubuh candi terdapat hiasan medali serta sabuk melingkar menghiasi badan candi.

Atap candi terdiri atas 3 tingkat yang semakin keatas semakin kecil dengan bagian paling atas mempunyai permukaan cukup luas tanpa hiasan atap seperti ratna (ciri khas candi Hindu) atau stupa (ciri khas candi Budha). 
Masing-masing tingkat disisakan ruang agak luas dan diberi hiasan. Konon tiap pojok tingkatan atap tersebut dulu disungging dengan berlian kecil.

Hal menonjol lainnya adalah kepala kala yang dipahatkan di atas pintu masuk dan bilik-bilik candi. Kala, salah satu aspek Dewa Siwa dan umumnya dikenal sebagai penjaga bangunan sucii. Hiasan kepala kala Candi Kidal nampak menyeramkan dengan matanya melotot, mulutnya terbuka dan nampak dua taringnya yang besar dan bengkok memberi kesan dominan. Adanya taring tersebut juga merupakan ciri khas candi corak Jawa Timuran.
Di sudut kiri dan kanannya terdapat jari tangan dengan mudra (sikap) mengancam. Di sudut kiri dan kanan terdapat jari tangan yang siap menerkam. Relief raksasa tersebut dimaksudkan sebagai penjaga bangunan suci candi Kidal.

Ciri khas candi ini adalah adanya narasi cerita Garuda terlengkap yang terpahat pada kaki candi. 
Cara membacanya dengan berjalan berlawanan arah jarum jam, dimulai dari sisi sebelah selatan. Relief pertama menggambarkan Garuda menggendong 3 ekor ular besar, relief kedua melukiskan Garuda dengan kendi di atas kepalanya, dan relief ketiga Garuda meyangga seorang wanita di atasnya.
Di antara ketiga relief tersebut, relief kedua adalah yang paling indah dan masih utuh. Menurut kesusasteraan Jawa Kuno, Garudeya, ketiga relief tersebut menggambarkan perjalanan Garuda dalam membebaskan ibunya dari perbudakan dengan penebusan air suci “amerta”.

Relief Garuda yang terpahat di kaki candi memberi pesan moral yang patut diteladani.

Bila diterjemahkan dalam kehidupan sekarang, pesan moral tersebut tampaknya masih aktual: bakti seorang anak kepada orang tua –terlebih lagi kepada ibu yang melahirkan— tak akan lekang dan lapuk oleh waktu.
( disarikan dari berbagai sumber )


JOKOWiN
September 2013











Tidak ada komentar: