Jumat, Desember 28, 2007

BOGOR : YANG TAK TERDUGA


Bogor. Semua orang pasti telah mendengarnya, bahkan mengunjunginya.
Kota hujan yang terletak kurang lebih 125 km dari Jakarta arah selatan.
Bulan Desember ini saya tiba tiba sering mendapat tugas untuk pergi.
Padahal hari hari biasa nggak banyak perginya.

Tanggal 16 sampai dengan 19 Desember 2007, saya harus pergi ke Bogor karena mengikuti kegiatan workshop tentang Pembahasan DIPA Institusi khususnya untuk penentuan Key Performance Indicators.
Tumben kegiatan dilaksanakan di kota Bogor.
Biasanya kegiatan selalu di Puncak, sekitar 20 km dari Bogor.
Walau daerah Puncak indah pemandangannya, saya tidak suka pergi kesana.
Masalahnya sederhana saja.
Perjalanannya harus ganti ganti kendaraan.
Bisa dibayangkan.
Malang Surabaya 2 jam naik travel.
Surabaya Jakarta 1 jam 10 menit dengan pesawat.
Jakarta Bogor 1,5 jam naik bus.
Dan diteruskan dengan 30 menit naik mikrolet ke Puncak.
Capeeeek dehhhh.

Aktivitas dipusatkan di Hotel Mirah.
Letaknya 15 menit naik dokar dari terminal Bis Baranang Siang Bogor.
Naik DOKAR ?
Betul...
Saya dan 3 teman dari UM Malang serta Unmuh Bengkulu NAIK DOKAR dari terminal ke Hotel Mirah.
Karena jalanan padat dengan kendaraan pribadi, kendaraan umum, saya tentukan naik dokar.
Selain aman, saya bisa menikmati ruwetnya kota Bogor dengan leluasa.
15 ribu rupiah harus saya rogoh dari kantong untuk sekali carter dokar.

Seperti biasanya, peserta workshop adalah teman teman lama.
Teman teman dari P4TK ( Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) maupun dari LPMP ( Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) se Indonesia.
Tapi pesertanya dipilih hanya 15 orang dari sejumlah 12 P4TK dan 30 LPMP.
Apa dasar pilihannya, saya tidak tahu.
Yang penting saya dipilih, itu saja.
Mungkin saya dipilih karena saya sering ngeyel kalau diskusi tapi konstruktif.
Dan kalau memimpin diskusi pasti rampung serta laporan selesai.
Itu teori kemungkinan yang ada di otak saya.
Jadi secara tidak langsung, saya telah memposisioningkan diri sendiri sekaligus mencetak brand name untuk lebih optimal.
Lumayan.....

Berpikir tentang otak, saya jadi teringat anekdot otak.
Ada pejabat suatu daerah, kalau daerahnya banjir selalu mengunjungi dan selalu melintasi banjir yang ada.
Tetapi ada pejabat daerah lain, tidak berani datang kalau banjir datang.
Setelah dinalar nalar ternyata pejabat daerah lain tersebut otaknya di dengkul, sehingga takut kalau berkunjung ke daerah banjir.
Takut otaknya basah dan kebanjiran....

Hari pertama workshop di Bogor berjalan lancar.
Ada pembicara yang tak terduga.
Pembicara yang menarik.
Butet Manurung dan teman temannya.
Berbicara tentang manusia rimba, dan mendirikan sekolah di rimba yang mereka sebut sebagai Sokola Rimba.
Sekelompok anak muda yang mempunyai idealisme memajukan pendidikan non formal di Indonesia.
Sudah banyak tempat tempat yang mereka usahakan untuk mendidik anak bangsa ini menjadi pandai.
Hutan, Laut, Pantai, Kampung terpencil menjadi sasaran mereka.
Saat ini, mereka di Jambi dengan anak anak rimbanya.

Ada satu yang menarik dari pengalaman mereka yang bisa saya tarik.

Kita sering menganggap bodoh orang orang yang hidup di hutan karena melakukan kegiatan yang kita anggap tak beradab atau dibawah norma norma kesopanan.
Tetapi, mereka juga mengganggap kita ini bodoh,karena tidak mengerti dan tidak melakukan seperti yang mereka laksanakan.
Betul juga yha...

Ada pembicara tak terduga lainnya.
Pak Prof. Slamet PH plus 5 gelar dibelakangnya.
Saya menyebutnya tak terduga, karena sudah sekian tahun saya tidak berjumpa beliau.
Pak Slamet adalah dosen wali saya ketika saya masih kuliah S1 di IKIP Yogyakarta.
Saya dan teman sekelas yang mengiringi mantennya beliau.
Saya dan teman sekelas juga yang mengantarkan kepergian beliau pertama kali ke Inggris. Kenangan itu tiba tiba datang begitu saja.

Yang tak terduga berikutnya adalah saya ketemu Om Suyono Hardjosudarmo.
Om Yono adalah adik ibu saya.
Om sekarang menjadi staf ahli Menteri Kesehatan, karena om Yono sebagai Dokter telah menjalani banyak jabatan di berbagai rumah sakit di Indonesia.
Ternyata om Yono saat ketemu saya juga sedang mengorganisasi workshop kesehatan di hotel Mirah, tempat saya mengikuti workshop.
Dunia memang tidak terlalu luas bagi yang mau ber workshop workshop.

Yang tak terduga lagi, saya diserahi menjadi moderator untuk mimpin workshop yang sedang dilaksanakan.
Kegiatan ini saya sabet, program dilaksanakan mulai jam 8 pagi sampai jam 11 malam.
Kegiatan yang dirancang 3 hari, saya dan teman teman bisa menyelesaikannya selama 2 hari saja.
Akibatnya ?
Hari ketiga, kami bisa pulang karena pekerjaan rampung.
Ngirit sehari.
Betul betul tidak terduga.

Hal tak terduga dan menyenangkan sering dimaknakan sebagai sebuah kepuasan.
Kepuasan muncul katena kenyataan melebihi harapan.
Semoga kemampuan saya menjadi moderator untuk diskusi ini juga dimaknai dengan menghasilkan sebuah kepuasan.
Karena hasilnya optimal dan bisa diimplementasikan.


Walau hujan terus mengguyur kota Bogor, dengan senang hati saya pulan ke Malang untuk menjalankan shalat Idul Adha di keesokan harinya ...



JOKO WiN
Desember 2007


3 komentar:

Anonim mengatakan...

Ada satu lagi hal tak terduga pak Joko Win, saya nemu bloG ini dari bloG-nya pak Wahyu Pur ;)

S. Ervan

jokowin mengatakan...

semoga ini, mas sonny ervan temen saya pas kuliah s2 di mm ugm.

Anonim mengatakan...

iya pak Joko, betul.. terima kasih masih ingat sama saya :D