Sabtu, Desember 01, 2007

Gorontalo ; Positioning dan Bentor



Di penghujung tahun 25 – 29 Nopember 2007 ini, sebuah propinsi baru saja saya kunjungi. Dalam rangka mengembangkan bangsa ( ceileee…..). Saya baru saja memberikan workshop Penelitian Tindakan Kelas / PTK kepada guru guru Golongan IV a se Gorontalo.
Rasanya senang bisa bertemu teman lain. Memberikan sesuatu yang berguna bagi orang lain.

Saya mengunjungi Gorontalo untuk yang kedua kalinya.
Pertama ketika Upacara pembukaan program Work Station ( WS ) dilakukan. Sekalian workshop dengan 50 Kepala Sekolah se Gorontalo.
Kedua, saat ini, sekaligus mengakhiri seluruh kegiatan WS dengan workshop PTK.
Saya melihat Gorontalo sebagai daerah yang indah dan aneh.
Indah karena jalan jalannya rata dan halus.
Aneh karena daerah sekitarnya dikelilingi pegunungan. Daerah pegunungan tapi jalannya gak ada yang naik turun.
Propinsi yang dikembangkan sebagai daerah penghasil jagung yang paling produktif se Indonesia ini mempunyai makanan yang sudah saya rasakan. Namanya : MILU SIRAM. Makanan serutan jagung yang dicampur dengan irisan daun bawang, dibuat seperti sup. Rasanya enakkkk tenannnnn. Rasanya saya seperti jadi sering mencoba layaknya Kuliner. Walau kuliner swasta dan kecil kecilan.

Ada lagi yang khas dari Gorontalo, yakni BENTOR alias Becak Motor.

Becak yang biasanya digenjot dengan tenaga manusia dengan bahan bakar nasi pecel itu, bagian belakangnya diganti dengan sepeda motor. Jadi naik sepeda motor didepannya ada tempat duduknya seperti becak. Kreatif. Hingga banyak becak berlalu lalang di Kota Gorontalo. Akibatnya ?
Pemkot jadi pusing karena populasi Bentor yang tidak terkontrol. Bahkan angkutan kota tergeser kepopulerannya. Jauh dekat rata rata 3000 rupiah saja. Murah...
Ini seperti sebuah brand – merek baru bagi kota Gorontalo. Sebuah kota yang tumbuh dan berkembang. Telah memposisikan dirinya sebagai kota dengan penghasil jagung. Juga sebagai kota dengan bentor terbanyak.
Positioning yang tepat.Dalam saat yang tepat ini, saya juga dapat oleh oleh yakni pohon Kaladium dalam berbagai bentuk. Khas dan unik. saya yakin pasti bentuknya beda dengan yang di pulau Jawa.Kaladium atau sering juga disebut dengan keladi atau senthe dari Gorontalo ini bentuknya memanjang dan berwarna hijau dengan semburat merah. Saya belum pernah menjumpainya di Jawa. Semoga bisa menambah koleksi keluarga saya di rumah.
Perjalanan saya dengan Lion Airlines dari Malang-Surabaya-Makasar-Gorontalo lalu balik lagi dengan rute yang sama rasanya jadi pendek saja waktunya, Karena semuanya berjalan lancar.

Ketika tulisan ini saya ketik, saya masih berada di airport Jalaluddin Gorontalo sambil menikmati pop mie rebus dan secangkir kopi jahe ginseng. Khas Gorontalo
Nikmatnya tiada tara.......



Joko WiN
November 2007

Tidak ada komentar: