Kamis, November 15, 2007

BUKU


Buku. Sebuah kata yang mempunyai makna yang luar biasa.

Saya termasuk pecinta buku. Bukan berarti Kutu Buku. Seringkali saya membeli buku tidak selalu dalam subjek tertentu. Dan selalu saya baca.
Buku yang kelihatannya menarik packagingnya, biasanya saya beli. Tentunya yang dengan harga terjangkau.
Isteri saya suka buku, saya suka buku, anak anak suka buku.
Jadi di rumah, buku menjadi barang yang ada dimana mana. Di rak buku, di bawah rak TV, di kamar tidur, semua bisa didapatkan buku buku.
Pengalaman mengajarkan membeli buku mudah, merawatnya yang susah.
Ketiga anak saya semuanya suka buku. Waktu libur tiba, entah hari minggu maupun sekolah libur semesteran, berarti jatah saya untuk membelikan buku. Disatu sisi saya harus rogoh saku. Disisi lainnya saya amat bangga, katena anak anak suka membaca buku. Karena tidak mudah menimbulkan minat baca pada anak anak. Apalagi buku ensiklopedi sudah menjadi santapan mereka.

Berbincang masalah buku, saya pernah merasa kecewa dan malu. Di institusi tempat saya kerja, saya mengusahakan penulisan modul yang sudah dilakukan teman teman menjadi sebuah buku. Saya ketemu dengan salah satu penerbit buku kondang dari Yogyakarta. Saya ajukan modul sebanyak 70 judul. Setelah dikoreksi, disetujui 35 judul.
Setelah diskusi berkali kali, Institusi saya diberi kesempatan.
Untuk tahap awal akan dicetak 7 judul bidang automotif.
Dari penerbit saya diberi CD karya tulis teman teman untuk dikoreksi kembali selama 2 minggu. CD Saya distribusikan ke mereka. Hasilnya? 2 bulan tidak ada sentuhan satu teks pun dari teman teman sebagai penulis. Sementara peta pendidikan dan kurikulum berubah. Dan, bukunyapun gagal dicetak.
Akhirnya saya harus memohon maaf ribuan kali dengan harapan agar judul judul lainnya bisa dicetak. Karena, penerbit melihat, 7 judul saja tidak bisa menyelesaikan, apalagi 35 judul.... Sebuah pengalaman berharga. Dibalik kegagalan ini saya sadar bahwa niatan untuk membukukan modul menjadi buku tidaklah semduah yang saya pikirkan. Kebersamaan dan kesatuan pikiran harus diimplementasikan.

Saya tetap punya pendapat bahwa semua orang pasti punya kemampuan menulis. Sekecil apapun. Akhirnya saya sering mengundang penerbit dari Yogyakarta tadi untuk menjadi pembicara di berbagai workshop yang dirancang oleh institusi. Isinya adalah bagaimana menjadi penulis yang bukunya bisa layak cetak dan layak edar dan disertai dengan penghargaan yang setimpal. Workshop diimplementasikan untuk guru guru, mahasiswa, siswa maupun peserta pelatihan di tempat saya kerja. Hasilnya memang belum terlihat. Tetapi minimal saya telah berbuat.
Pertanyaan lainnya : Apakah saya juga menulis buku ?
Jawabannya sederhana: Ya !! Tapi belum selesai
Kita tidak hanya menjadi pembaca yang setia, setidaknya bisa mencurahkan apa yang ada dalam benak kita.
Seadanya...
Semampunya...


Joko WiN
November 2007



Tidak ada komentar: