Kamis, April 10, 2008

DARAH


Kalau mendengar kata ‘Darah’, seringkali terasa sesuatu yang mendebarkan didada kita. Sesuatu yang berkonotasi negativ, mengerikan, menakutkan. Kalau bisa dihindari. Padahal dalam tubuh kita terdiri dari struktur darah, merah dan putih. Persis bendera Negara Indonesia.

Darah sebagai bagian dari 75 prosen cairan yang ada dalam tubuh kita, mempunyai fungsi yang sangat penting. Orang yang terkena gangguan pada darahnya, dijamin akan ada gangguan dalam tubuhnya. Banyak cara yang ditempuh oleh banyak orang untuk menjaga keseimbangan tubuhnya dengan sangat menjaga keseimbangan darahnya. Olah raga, minum suplemen, periksa rutin ke dokter, minum obat tradisional, minum jamu, fitness, dan masih banyak lagi cara yang ditempuh.

Berbincang tentang darah, saya mempunyai pengalaman yang mendebarkan. Tahun 2000 saya mendapat souvenir dari nyamuk aedes agepty, yaitu Demam Berdarah. Saya periksa ke dokter. Karena ketidak tahuan saya saya tentang DB, ternyata saya sudah dalam kondisi DB kronis. Saya harus opname di Rumah Sakit. Saking kronisnya, saya harus mendapat infus dari sebanyak 5 orang pendonor. Gampangnya, darah segar dari pendonor, diputar putar dengan alat, terus didapat sari patinya. Bentuknya seperti saus tomat. Saus ini, disuntikkan dalam tubuh saya semalaman. Sakitnya, nggak ketulungan… Akhirnya saya bisa sembuh dan hidup sampai hari ini. Pertanyaannya adalah, siapa 5 orang pendonor tersebut? Tidak pernah ada yang mengaku. Sampai sekarang, saya tidak pernah mengetahuinya siapa yang telah menyambung nyawa dan hidup saya.

Mungkin, kemudahan saya mendapatkan mendapatkan pendonor tidak lepas dari perilaku saya selama ini. Sejak tahun 1993 sampai hari ini, April 2008, saya telah mendonorkan darah saya sebanyak 46 kali. Golongan darah B yang saya punyai telah diambil mulai 250 cc sampai 450 cc tiap 3 bulannya. Dengan senang hati saya menjalaninya.

Saya mendonorkan darah dimulai dari kejadian luar biasa yang menggerakkan hati dan pikiran saya. Pagi itu saya mengendarai mobil dan mendengarkan radio. Di radio diumumkan ada seorang bayi yang baru lahir mengalami kelainan dan membutuhkan seorang pendonor. Darah yang dibutuhkan golongan darah A. Tiba tiba hati saya mendidih, andaikan saya bisa menolong bayi yang belum punya dosa itu… Akhirnya mobil saya belokkan ke PMI, siap gak siap saya mau donor darah. Cerita bayi sakit telah menggerakkan saya dari kedalaman pikiran dan perbuatan tingkah laku selama ini. Alhamdullillah, dengan donor darah, saya sehat selama ini. Saya menyederhanakannya dengan menganggap donor darah sebagai tune up atau ganti olie. Olie lama diganti dengan olie baru. Pasti lebih sip dan tokcer.

Kesimpulan yang bisa saya tarik adalah, berbuat baik itu tidak perlu dipikir. Laksanakan saja. Pada saatnya nanti, ketika kita menemukan masalah, buah kebaikan datangnya dengan seketika juga.


JOKO WiN
April, 2008


Tidak ada komentar: