Minggu, April 13, 2008

AKIL BALIQ


Akil Baliq, artinya dewasa. Masa meninggalkan masa kanak kanak menuju masa kedewasaan. Setiap orang selalu melaluinya. Hidup itu pilihan, akil baliq itu keharusan.

Mengapa saya bahas akil baliq?
Saya tuliskan, karena hari ini, 11 April 2008 merupakan hari ulang tahun anak saya yang ketiga, Bagus, tepat berumur 14 tahun. Saya pikir dengan duduk di kelas 2 SMP sudah saatnya saya memberi penjelasan padanya apa artinya akil baliq, kedewasaan. Tugas saya sebagai Ayahnya untuk menjelaskan semuanya. Walau saya tahu, pelajaran biologi di sekolah mungkin sudah menjelaskan kearah sana, tapi saya berusaha untuk menjelaskan sejelas jelasnya. Saya sedang mencari hari yang baik untuk menjelaskan semuanya.

Sore ini pas ada karnaval lampion di kota Malang, saya sekeluarga dan saudara saudara melihat. Sambil menunggu karnaval yang belum lewat, Bagus saya ajak duduk ditempat terpisah dari ramainya orang. Disudut Bank Permata, kami duduk diatas pipa pembatas parkir kendaraan. Sementara isteri saya masih asyik cerita dengan saudara saudara yang diajak serta. Itulah saat yang bersejarah untuk anak saya ke tiga. Saya jelaskan tentang masa remaja, sperma, nafsu, mimpi basah, dorongan seksual serta bagaimana menanggulanginya. Juga saya singgung tentang hubungan dengan perempuan, teman sekolah, menstruasi yang ada kaitannya dengan bergaul dengan lawan jenis. Bahkan anak saya juga cerita bahwa, dia juga sudah mendapatkan info semacam itu dari internet, sehingga pemahamannya jadi lebih dewasa. Akibatnya, diskusi berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan saya juga mendiskusikan peran internet sesuai dengan umur yang dijalaninya, karena saya tidak mungkin mengawasinya sepanjang menit. Plong sudah kewajiban saya sebagai Ayahnya untuk menginformasikan semua itu.

Tiba tiba pikiran saya berjalan dan melayang kearah 34 tahun yang lalu. Ketika saya berumur seusia Bagus anak saya, dan masih SMP, tidak ada penjelasan sexual dari orang tua saya. Pada saat itu, sex masih dianggap tabu, sangat tabu. Akibatnya saya hanya menjalani mimpi basah seperti apa adanya. Tanpa berani bertanya. Takut bila orang tua tersinggung. Bahkan , pada saat SMA, saya jadi mencuri curi waktu baca buku nick carter pinjaman teman, buku putih enny arrow pinjaman juga. Itupun sudah membuat badan panas dingin. Mau pacaran? Takut dari berbagai sudut. Jadilah, saya yang tidak mengerti tentang kedewasaan. Dewasa artinya badannya besar, tumbuh dan berkembang. Itu saja. Naif memang.

Beruntunglah, era anak anak sekarang. Masalah sexual bisa didapat dari mana saja. Salah satunya dari internet seperti yang sudah dilakukan anak saya. Bahkan orang tuanya bisa diajak diskusi seperti yang sudah saya jalani. Semoga semuanya bermanfaat bagi dia mulai saat ini sampai saat nanti.

Tiba tiba suara sirine polisi berbunyi, tanda karnaval lampion akan lewat. Saya gandeng tangan anak saya untuk berdiri, menuju pinggir jalan raya. Melihat karnaval lampion dengan semua keluarga. Terlihat lampion-lampion lampunya kelap kelip diiringi music ceria.
Kami sekeluarga gembira.


JOKO WiN,
11 April 2008

1 komentar:

Anonim mengatakan...

thanks kunjungannya. saya coba nge klik nya