Selasa, Juni 17, 2008

KURSI

Kursi ? Apa ada yang istimewa dari kursi ?
Eittt…… jangan keliru. Sekarang masanya pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota bahkan ada pilihan Lurah juga. Semua menjurus ke satu arah. Memilih kursi nomor 1.
Brarti ada kursi no 2, no 3, 4, 5, 6 dan sterusnya. Luar biasa….. kursipun punya nomor . Padahal gandengannya kursi adalah Meja. Brarti ada meja no 1,2,3,4,5,6,7,8 dan seterusnya. Alangkah bahagianya tukang mebeler. Mereka aka mendapat pesanan kursi dengan berbagai nomor. Ada nomor ada harga tentunya.

Kursi no 1 saat ini sedang banyak diperebutkan oleh banyak orang, banyak calon, banyak partai. Rebutan kursi yang kadang kadang hasilnya tak terduga.

Yang menang pesta pora dengan segala keramaiannya. Lalu menunggu pelantikannya.

Yang kalah ? Beberapa diantaranya menerima dengan lapang dada. Tapi banyak juga yang ngamuk, berlaku anarkis, banting kursi ( yang tentunya bukan kursi no 1 tadi khan…), banting meja, lempar batu, ngrusak pagar kantor pemerintah. Ngamuknya tidak etis, tidak statis, tetapi sangat dinamis. Saking dinamisnya, hari ini ngamuk disini, besok ngamuk disana, besoknya lagi ngamuk dimana mana….

Mungkin, inilah saatnya perlu muncul pengarang baru yang mampu dan bisa melukiskan amuk massa yang terencana dan terprogram dalam sebuah cerita nan panjang. Kalau dulu ada kisah Mahabarata dan Ramayana yang dikarang oleh para pengarang adiluhung dan mampu melukiskan peperangan antar kasta, peperangan antara yang baik melawan angkara murka. Sekarang, ada perang yang diwujudkan dalam ke-ngamuk-an yang sering ngawur, membabi buta, nggak tau aturan.
Padahal mereka yang ngamuk itu nantinya nggak dapat kursi lho. Kursinya bahkan sudah tak bernomor, mungkin kaki kursinya sudah retak dan patah. Jok kursinya sudah jebol, sandarannyapun sudah nggak tau ada dimana. Tapi masih juga digadang gadang dengan gaya meradang. Aneh memang…..

Ketika saya di SD, pada hari pertama sekolah, saya datang pagi pagi. Dengan harapan saya dapat meja dan kursi di depan. Dengan di depan, saya dapat mendengarkan ketika guru menjelaskan. Akan bertanya kalau kurang jelas. Dan biasanya duduk didepan akan lebih mendapat perhatian guru dibanding yang duduk dibelakang.
Jadi konsepnya memilih kursi harus yang pas, yang tepat. Memang, kalau bisa yang nomor 1. Memilih kursi paling depan, saya lakoni sampai saya lulus kuliah. Selalu berusaha yang terdepan, dengan segala cara yang masuk akal dan tidak menyakitkan teman. Hasilnya akan luar biasa…. Apalagi yang mengajar cantik, rasanya gak rugi duduk di depan. Memang enak duduk di kursi terdepan….
Mungkin konsep sederhana inilah yang membuat banyak orang ingin duduk di kursi no 1. Kursinya hanya satu, tetapi yang merebut sangat banyak. Lha apa yha mungkin duduknya umpel umpelan ….

Sekarang...
Saya sudah duduk di kursi yang lumayan enak di institusi tempat saya kerja. Walaupun belum di kursi no 1, minimal tempatnya sudah berdekatan. Gusti Alloh sampai saat ini sudah menganugerahi posisi yang baik bagi saya. Untuk kursi yang akan datang, hanya Gusti Alloh yang tahu. Yang jelas, itu semua sudah harus banyak disyukuri dan matur nuwun.

JOKO WiN
Juni 2008


Tidak ada komentar: