Teknik Menulis & Usaha Sebagai Penulis Teknologi Informasi
Seorang penulis khususnya penulis teknologi informasi (IT), sebetulnya banyak berfungsi seperti seorang .tukang sulap. yang membeberkan .rahasia sulap. bagi masyarakat. Berbagai rahasia, teknik konfigurasi, teknik perancangan di ungkapkan secara detail dalam buku maupun artikel IT bagi masyarakat luas. Di satu sisi menguntungkan produsen peralatan / software teknologi informasi karena demand / pasar / market akan kebutuhan IT masyarakat menjadi lebih terbuka. Di sisi lain, mungkin akan mengurangi pendapatan & kesempatan usaha para konsultan teknologi informasi karena masyarakat menjadi tidak memerlukan jasa para konsultan tsb. lagi.
Filosofi dasar seorang penulis IT yang sukses sebetulnya tidak berbeda dengan seorang guru. Kesuksesan seorang penulis dapat di nilai dari jumlah pembaca yang sukses dalam menguasai dan mengimplementasikan teknologi informasi. Dari sisi penulis, bahasa & teknik pembahasan . penyampaian secara sederhana hal yang kompleks menjadi mudah di mengerti pembacanya.. Tentunya semua ini akan di bantu oleh jalur distribusi penerbit buku tsb.
Untuk menjadi seorang penulis IT yang baik, mau tidak mau, banyak membaca, banyak berdiskusi, harus fokus pada hal yang cukup spesifik dalam bidang IT, dan tentunya harus fokus pada hal-hal yang penulis sukai. Akan sangat sulit menulis hal yang tidak kita sukai.
Beberapa trik sederhana bagi pemula dalam menentukan topik, antara lain, aktif dalam berdiskusi di mailing list di Internet akan sangat membantu untuk memfokuskan diri, mengasah kemampuan, maupun memberikan masukan arah keinginan pembaca.
Membaca berbagai referensi & dokumen di Internet dari hasil diskusi / perdebatan di Internet. Mencoba / berexperimen dengan teknologi. Jangan lupa, mendokumentasikan secara terstruktur berbagai referensi, diskusi maupun hasil experimen yang kita lakukan. Sering kali proses ini memerlukan ketekunan, ketelatenan dalam perioda yang cukup lama . beberapa tahun.
Teknik menulis yang paling sederhana akan sangat terbantu oleh power point untuk mengatur alur cerita. Sambil menyiapkan informasi pendukung, seperti, gambar, blok diagram, dan listing program. Keberadaan alur cerita power point akan sangat memudahkan kita menuangkan kata-kata dalam naskah, baik itu artikel maupun naskah bab sebuah buku. Jika semua data pendukung telah siap, biasanya membutuhkan waktu sekitar satu dua bulan untuk menulis naskah buku.
Biasanya sebuah buku pemula tidak lebih dari 150-250 halaman agar harga jual tidak melebihi Rp. 20.000,-. Di atas Rp. 20.000,- orang akan berfikir dua kali untuk membeli buku tersebut.
Sebuah penerbit biasanya akan menilai kelayakan sebuah naskah IT dari berapa besar pembaca-nya semakin banyak pembaca-nya semakin baik sebuah naskah.
Seorang penulis perlu meyakinkan penerbit melalui abstrak, gambaran umum isi naskah, daftar isi, target pembaca, besarnya komunitas pembaca, tentunya track record penulis akan sangat menentukan bagi penerbit untuk menentukan pilihan. Pembangunan track record dapat dilakukan melalui keaktifan menjawab di mailing list maupun menulis artikel-artikel pendek di majalah-majalah.
Ada beberapa metoda royalti yang dapat di anut, misalnya, membeli seluruh naskah di awal, atau berdasarkan jumlah penjualan . biasanya sekitar 10% dari harga buku. Adalah normal seorang penulis memperoleh Rp. 5 juta dari penjualan 5000 eksemplar buku. Sementara naskah artikel 2-4 halaman Word di media cetak biasanya di hargai antara Rp. 150-250.000 / artikel. Tentunya semua merupakan hasil negosiasi.
Yang menarik dari sebuah proses penulisan buku adalah terbentuknya masyarakat yang semakin pandai dan mengerti teknologi informasi. Ciri khas teknologi informasi, sebagian besar trik, detail implementasi, bahkan konsep terbarunya biasanya tidak pernah diajarkan di lembaga pendidikan formal karena kurikulum DIKNAS biasanya sangat ketinggalan jaman.
Konsekuensinya, buku dan artikel IT menjadi andalan utama banyak vendor peralatan & software komputer dalam mendidik calon pembeli peralatan mereka. Proses diseminasi melalui buku dan artikel IT dengan pembaca ribuan bahkan puluhan ribu menjadikan proses marketing menjadi sangat murah di bandingkan proses marketing konvensional menggunakan advetorial di media atau mengorganize ceramah, seminar, workshop yang hanya menampung ratusan peserta.
Tidak heran jika banyak vendor-vendor komputer atau software terkemuka akan berusaha mendekatkan diri dengan para penulis atau redaksi koran agar produk-nya di review atau menjadi contoh dalam berbagai buku dan artikel yang ditulis. Pinjaman peralatan atau software untuk di review dan dicoba adalah normal pada seorang penulis IT.
Sering kali, para pembaca tetap membutuhkan proses tatap muka untuk dapat mengerti dengan baik berbagai teknik yang di jelaskan dalam sebuah buku. Untuk keperluan ini, sebuah vendor / distributor tidak segan-segan menuangkan sponsorship untuk mendukung acara-acara demo, workshop tentang detail teknologi informasi yang biasanya jarang diadakan di Indonesia.
Kita di Indonesia masih sangat jarang sekali penulis IT yang berani menyingkap rahasia teknologi informasi dan sering menuliskan secara detail tekniknya. Adalah kesempatan emas, bagi mereka untuk terjun ke bidang penulisan IT yang tidak terlalu banyak persaingannya. Tentunya seorang penulis IT tetap harus menjaga dirinya agar tetap netral tidak berpihak pada salah satu vendor secara spesifik agar review yang dilakukannya lebih berkualitas. Apa yang baik harus dikatakan baik, apa yang yang jelek harus dikatakan jelek.
Disarikan dari tulisan : Onno W. Purbo
JOKO WiN
November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar