Tiap lebaran kami jalani dengan sesuatu yang berbeda.
Lebaran 2009 kami jalani dengan perjalanan yang sangat panjang.
Hari pertama, Minggu, 19 September 2009
Hari pertama lebaran kami ada di Singosari. Berjabat tangan dengan para tetangga yang lebih sepuh. Kami juga kedatangan tamu tamu untuk bermaaf-maafan. Adajuga anaka anak kecil yang berdatangan. Dan ada sekumpulan anak muda berjumlah 50 orang. Semua datang bersamaan. Ramainya nggak bisa dibayangkan. Baru pulang setelah ada ‘galak gampil’ yakni uang saku yang diberikan. Semua anak amnak kecil saya beri masing masing 2.000 rupiah edisi uang terbaru yang baru saja dikeluarkan oleh pemerintah. Sedangkan semua anak muda masing masing saya ‘galak gampili’ masing masing 5.000 an saja. Maklum jumlahnya mencapai 50 orang. Yang penting hepppi hepppi aja. Bukan uangnya, tapi besaran rupiahnya hehehehe…
Hari itu kami ke saudara di Malang untuk berjabat tangan.
Perjalanan hari pertama sejauh 30 km saja.
Hari kedua, Senin, 20 September 2009
Saya sekeluarga jam 8 pagi ke Madiun tempat orang tua dan mertua bertempat tinggal. Perjalanan seperti biasanya, padat merayap. Kami lewat Singosari, Malang, Batu, Pujon, Kediri, Nganjuk trus Madiun. Sengaja lewat nganjuk agar terhindar dari kemacetan. Di Nggringging Kediri mampir ke rumah mertuanya keponakan. Biasa bermaaf maafan…
Sampai di Madiun jam 14.30 langsung kerumah mertua. Sungkem taklim.
Mendekati maghrib ke rumah orang tua. Sungkem juga. Menghilangkan dosa.
Kami tempuh perjalanan sejauh 200 km
Hari ketiga, Selasa, 21 September 2009
Ke Pucang tempat bu dhe Yam. Sungkem juga.
Siangnya ke Ponorogo. Ketempat saudara saudara. Sungkem juga.
Sorenya baru balik ke Madiun
Kami tempuh perjalanan sejauh 70 km
Hari keempat, Rabu, 22 September 2009
Ada acara Trah eyang Soeleman Hardjosudarmo. Pertemuan rutin lebaran yang tempatnya berpindah pindah setiap tahunnya. Kali ini di Mojokerto. Perjalanan nan panjang dan udara yang panas kami tempuh. Berangkat jam 8 pagi dengan rute Madiun, Nganjuk, Kertosono, Jombang sampai di Mojokerto jam 12 siang. Acara sukses, Halal bihalal berlangsung meriah. Ada keluarga baru. Ada keponakan baru. Ada juga yang mulai kerja. Ada juga yang mulai pensiun. Jam 14.30 pulang ke Madiun lagi. Padahal Mojokerto ke Singosari Malang tinggal selangkah saja. Kami harus ke Madiun lagi karena ada acara yang masih harus dilesaikan. Jam 18.30 sampai di Madiun. Perjalanan lancar. Tapi sepanjang jalan kami melihat arah sebaliknya yakni arah Caruban ( Madiun) ke Jombang, macet total dengan masing masing 2 kendaraan berjajar. Jadi kira kira 60 km macet. Kendaraan mengular. Harusnya masuk dalam buku Guinnes book of record tentang mudik lebaran. Hal ini terjadi karena esok harinya masuk kerja hari pertama bagi yang nggak cuti.
Hari ini kami tempuh perjalan 200 km.
Hari kelima, Kamis, 23 September 2009
Ini hari yang istimewa. Isteri saya reuni dengan teman SD nya setelah 35 tahun pisahan sejak lulus sekolah. Acaranya mulai jam 10 pagi sampai jam 1 siang. Jam 2 siang kami sekeluarga pergi ke Jogja. Sebuah kota yang setiap tahun saya kunjungi. Eksotisme Jogja mampu membawa magnet besar yang setiap lebaran pasti kami datangi. Diperjalanan kami mampir ke Solo tempat saudara ada disana. Perjalanan Madiun, Ngawi, Sragen, Solo, Klaten dan Jogja kami tempuh dengan gembira. Anakku Ninar yang selalu membanggakan ramut kriwulnya menyetir dengan suka cita. Saya hanya mendampingi disampingnya tanpa berani tidur, agar dia juga enjoy nyetirnya. Di Kota Klaten, kami mampir makan malam khusus nasi uduk bakar. Nikmatnya tak tertahankan.
Jam 10 malam kami nyampi di Jogja tempat kakak bertempat tinggal
Perjalanan kali ini sepanjang 200 km.
Hari keenam, Jumat, 24 September 2009
Acara liburan pagi jadi kacau. Boster mobil ‘hang dan lemot’ alias mobil gak bisa untuk nge-rem. Terpaksa servis agar perjalanan jadi selamat. Anak anak keluyuran ke antero Jogja, saya dan isteri sore harinya menikmati nikmatnya ronde di alun alun jogja sambil ketemu teman SD dari isteri yang kemarin ketemu bersama di Madiun. Teman yang sekarang kerja di Pekanbaru, betul betul menikmati aura malam kota Jogja. Lesehan, minum ronde, makan jagung bakar, menikmati hiburan lagu lagu dengan alat akustik dari anak anak muda khas Jogja. Diselingi suara mercon dan kembang api di alun alun.
Malam yang menyenangkan.
Perjalanan sepanjang 50 km saja.
Hari ketujuh, Sabtu, 25 September 2009
Saya dan Isteri bertemu sebentar dengan pelanggan yang akan bekerjasama dalam pengembangan alat bantu pengajaran. Trus acara dilanjutkan dengan makan siang bersama di rumah makan terbaru ‘mBah Jingkrak’. Awalnya saya sudah pesimis, sebab saya punya pengalaman ‘bad taste’ dengan mBah Jingkrak yang di Madiun. Ternyata yang di Jogja memang berhati Nyam Nyam. Makanannya ‘delicious taste’. Semuanya perfecto. Enaaaaakkkkk tenannnnn.
Malamnya kami ber 14 orang makan di Bakmi Kadin yang udah kesohor itu. Angkringan yang biasanya 4 buah, khusus lebaran menjadi 7 buah angkring. Ramainya gak ketulungan. Bakmi datang, beredar terus kami sambar. Padahal, rasanya biasa saja. Tapi koq ramai yha.
Orang Marketing bilang Brand Bakmi Kadin sudah menjadi Mind Top Brand artinya di benak piran kebanyakan orang Jogja, itulah bakmi dengan rasa terhebat, sekalian mengenang memory in the past, kenangan masa lalu. Disisi lain membuat para pendatang menjadi muncul semacam keinginan untuk mencobanya.
Hari ini, kami menempuh perjalanan 25 km saja.
Hari kedelapan, Minggu 26 September 2009.
Kami mengawali dari jam 7.30 pagi meninggalkan Jogjakarta dengan banyak kenangan. Dari rumah Mas Bambang yang katanya mulai bulan Oktober sudah purna tugas dengan sempurna. Perjalanan menyusuri Klaten dengan membeli … khas …Suronatan?, Solo, Sragen, Ngawi, Caruban dengan makan siang di rumah makan langganan kami, Orient Tarzan Restaurant.
Biasanya, selama ini sotonya enak banget. Tumben siang itu rasanya agak beda. Padahal siang itu, banyak banget yang mampir baik orang lokal maupun bule-bule yang akan ke gunung bromo. Semoga Mas Tarzan sekali waktu mau mencicipi kembali taste of soto-nya. Harus delicious lagi Mas…
Perjalanan berlanjut ke Kediri, Blitar dengan mampir di Om, terus ke Wlingi mampir di Bu Puh Tugi, terus ke Kesamben di banyak saudara untuk bersungkem ria.
Perjalanan diteruskan ke Kepanjen, Malang dan makan malam di Bakso Gun yang sangat terkenal kelezatannya karena kuahnya selalu panas sampai tetes terakhir.
Lalu ?
Perjalan diteruskan sampai kerumah di Singosari. Masuk dirumah jam 9 malam. Perjalanan hari itu selama 13 jam dengan jarak tempuh 350 km.
Jadi total perjalanan selama pergi saat lebaran adalah sejauh 1.125 Km dengan kami setir bergantian bertiga. Aku, Koko anak pertama, Ninar anak kedua. Sedangkan Isteri dan Bagus anak ketiga selalu setia mensuplai makanan sebagai tambahan tenaga selama perjalanan dilaksanakan.
Sampai dirumah, mandi keramas air hangat, tidur nyenyak. Pulas.
Home sweet home
Joko WiN
Lebaran 2009