Genap usia 48 tahun.
Ternyata saya sudah tua, walau gelora masih muda. Atau pura pura muda yha….
Ada yang membuat saya terkejut. Surprise lah. Ketika bangun pagi, lalu mandi terus sholat subhuh. Berpakaian rapi untuk masuk kerja pagi.
Apa yang membuat surprise ?
Di meja sudah ada tumpeng nasi kuning dengan lauk pauk komplit.
Kapan yha isteriku memasak.
Yang penting terhidang, sikaaaattt saja. Wah… rasanya Enak Tenaannnnn.
Bahkan saya dapat kado istimewa.
Dalam sebuah kotak yang manism berisi :
1 buah Baju pendek warna khaki bergaris jingga abu abu merk Carloff smart formal nomor 16.
1 buah kaos dalam abu abu merk Chillout ukuran XL.
4 buah sapu tangan merk playboy.
3 buah kaos kaki merk Balmoral England
1 buah parfum Oriflame ascendant.
Juga sebuah kartu ucapan yang didesain sangat cantik oleh anakku no 2 Ninar yang sedang kuliah di Desain Komunikasi dan Visual/Diskomvis Universitas Negeri Malang.
Sorenya,
saya pulang kerja sekalian menjemput anakku yang no 3 Bagus pulang dari les di Primagama, ternyata di rumah anakku yang no 1 Tutuko yang kuliah di ITS pulang dari Surabaya khusus untuk mengucap salam ulang tahun ke saya.
Rasanya lengkap sudah kebahagiaan ini.
Malamnya,
kami semua makan makan di Rumah Makan Malibu, rumah makan langganan kami bertahun tahun untuk makan Steak bersama.
Makan selesai, belanja celana dan baju untuk anak anak sebagai bagian dari rangkaian Ulang Tahun.
Yang menjadi kejutan lagi, Ninar bisa menyetir kendaraan mobil untuk pulang bersama.Pas Ulang Tahun seperti ini, tiba tiba saya jadi teringat puisi rangkaian kata yang dibuat anak saya Ninar setahun yang lalu. Saya tidak tahu, apakah itu saduran atau karya asli. Yang penting, puisi itu ada dan mampu mewakili apa yang anakku rasakan.
Ayah mengangkat beban berat dari bahuku dengan merengkuhkan tangannya disekeliling benda itu.
Ayah benar benar suka membantu orang tapi ia sukar meminta bantuan
Ayah lebih bangga dengan prestasiku daripada prestasinya sendiri
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, ia hanya coba melakukan yang terbaik
Ayah akan menyalamiku ketika akan meninggalkan rumah, karena kalau memelukku ia tidak akan bisa melepaskannya
Ayah akan berkata “Tanya saja pada ibumu” karena ia tidak ingin berkata tidak
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena ia selalu yang memotret
Ayah bisa memaafkan kesalahanku, tetapi tidak dapat memaafkan kesalahannya sendiri
Ayah tahu bagaimana caranya mendorong ayunanku untuk membuatku senang tapi tidak membuatku takut
Ayah akan memberikan tempat duduk terbaik dengan mengangkatku dibahunya ketika pawai lewat
Ayah tidak akan pernah memanjakanku ketika aku di rumah sakit, tetapi ia menjaga dan tidak tidur semalaman
Ayah tidak akan melupakan apa yang ia inginkan agar dapat memberika apa yang aku butuhkan
Ayah bisa membuatku percaya diri, karena ia percaya
TERIMA KASIH isteri dan anak anakku.
TERIMA KASIH isteri dan anak anakku.
Engkau adalah power dalam hidupku.
JOKO WiN
Malang, 22 April 2006